Pernahkah Anda membayangkan tinggal di dalam sebuah bangunan yang material utamanya berupa besi-besi yang sudah berkarat? Inilah kisah pengalaman perjalanan beberapa Mahasiswa Indonesia yang mengikuti seminar photography yang diadakan oleh RCR Arquitectes, tepatnya di Olot Spanyol. Acara ini berlangsung selama dua minggu, bahkan acara ini juga disertai visit project untuk mendukung kegiatan para mahasiswa selama berlangsungnya acara. Pada 17 Januari 2016 telah berlangsung Architecture Pilgrimage Sharing yang berlokasi di OMAH Library. Acara yang dibawakan oleh Khattiya Hendarta dan Rahardian Pradityo ini memiliki tema pembahasan yang cukup menarik perhatian mahasiswa arsitektur dari berbagai universitas di Indonesia.
Gambar 0.1 :Salah satu pengunjung yang sedang memperhatikan alur kegiatan yang telah diselenggarakan OMAH.
Sumber: Dok. Probadi. Acara ini membahas beberapa karya-karya dari RCR Arquitectes yang hampir semua karyanya menggunakan besi sebagai bahan material utama. Gambar 0.2: Suasana ruangan selama berlangsungnya acara
Karya-karya yang dihasilkan bukan hanya sekedar bangunan sebagai wadah aktivitas manusianya saja, bahkan pengguna bangunan juga dapat berinteraksi dengan bangunan itu sendiri. Misalnya saja seperti beberapa kolom yang dibuat berbaur dengan kolom buatan lainnya, dan dapat diputar-putar. Atau ketinggian pagar yang memanfaatkan skala manusia dan gradasi warna yang beragam juga cenderung menarik perhatian dengan tujuan agar manusia dapat berinteraksi dengan bangunan. Bukan hanya karyanya yang menarik, tetapi studio RCR sendiri juga memiliki keunikan yang cukup membuat kita tercengang. Berawal dari bangunan tua didaerah pegunungan yang sudah tidak terpakai kini digabungkan dengan beberapa teknologi canggih tanpa mengubah tampilan asli bangunan. Dan bangunan yang sekarang digunakan sebagai studio ini pun tidak lepas dari penggunaan besi sebagai material bangunan yang juga mencerminkan ciri khas perancangnya. (H) |
Leave A Comment